Pasar Seni ITB Roadshow di 6 Kota, Salah Satunya di Studiohanafi Depok

Portal Teater – Galerikertas Studiohanafi di Kota Depok terpilih menjadi salah satu venue dari enam kota di Indonesia untuk program Roadshow Pasar Seni Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2020.

Diketahui, program roadshow ini dimulai pada 1-23 Februari 2020 di berbagai kota, antara lain di Jakarta (Gudskul), Depok (studiohanafi), Yogyakarta (Ace House), Surabaya (c20), Malang (Studio Dinding Luar) dan Bandung (Omni Space).

Program roadshow merupakan momentum untuk melakukan sosialisasi program Residensi Pasar Seni ITB 2020 kepada medan sosial seni di masing-masing kota, sekaligus untuk berdiskusi mengenai program residensi Pasar Seni ITB 2020.

Selain itu, program ini dimaksudkan sebagai ajang untuk menjaring partisipan program Residensi Pasar Seni ITB 2020.

Roadshow di Galerikertas Studiohanafi akan diadakan pada Minggu (2/2), pukul 15.00-18.00 WIB dengan narasumber utama Penyelenggara Program Residensi PS ITB 2020, yang adalah mahasiswa program studi Seni Rupa & Desain (FSRD) ITB.

Diskusi ini akan ditanggapi oleh perupa senior Hanafi Muhammad, dan dimoderatori Heru Joni Putra.

Dalam diskusi ini, sebagaimana tema besar program residensi Pasar Seni ITB 2020, seniman dan masyarakat akan membedah berbagai masalah yang timbul dari interaksi manusia dengan teknologi.

Meminjam istilah dalam ilmu perbintangan, program ini mengusung tajuk “Paralaks” untuk memberi ruang bagi peserta agar lebih kritis mencermati masalah keseharian sebagai akibat dari interaksi simultan tersebut.

Hanafi dalam sebuah pernyatan tertulis mengatakan, pihaknya menyambut baik kehadiran tim Residensi Pasar Seni ITB ke studio kerja yang didirikannya tahun 1999 itu.

Menurutnya, program sosialisasi ini menjadi penting menyusul kesimpangsiuran informasi dan berita yang kerap mengacaukan saat ini.

“Sebelum sampai kepada inti dan tujuan penyelenggaraan Pasar Seni ITB, dijelaskan kepada publik seni yang menginginkan harus ada bentuk pasti sehingga publik seni dapat membantu mencapai tujuan dengan arah yang pasti,” tuturnya.

Mengutip proposal Residensi Pasar Seni ITB 2020, program ini diharapkan menghadirkan titik temu yang menjadi tempat berlangsungnya transaksi pengetahuan pada masa kini.

Dengan bergeraknya kebudayaan, residensi kian penting sebagai tempat dilangsungkannya uji coba, pertukaran, eksplorasi dan idiom lainnya dengan mengedepankan keberadaan proses di antara pelaku seni dengan publik.

Tentang Pasar Seni ITB

Paar Seni ITB pertama kali digagas pada 1972 oleh perupa AD Pirous. Acara ini diselenggarakan rutin oleh FSRD ITB dan menjadi festival terbesar di ITB, bahkan di Indonesia.

Meski digelar rutin, program ini tidak dilaksanakan tiap tahun. Tahun ini, merupakan ajang ke-12 Pasar Seni ITB. Terakhir, Pasar Seni diadakan pada 2014.

Pada tahun 2014, saking ramai dan digelar dalam skala besar, event ini dinobatkan sebagai program seni terbesar se-Asia Tenggara. Diberitakan, puluhan ribu pengunjung memadati kawasan kampus ITB dan sepanjang Jalan Ganeca.

Dari tahun ke tahun, materi dan konsep acara terus berubah karena mencari format-format baru yang mungkin untuk merespon perkembangan kekinian seniman dan publik.

Tahun 2000, ajang yang mempertemukan para perupa dari ragam medium ini mendapat kritikan karena dianggap seperti ‘pasar’ padahal merupakan sebuah festival.

Program ini menjadi sebuah persembahan dari civitas academica FSRD ITB untuk publik dapat menikmati dan mengapresiasi karya para seniman yang diperoleh selama proses residensi.*

Artikel asli : Portalteater.com

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: